Sabtu, 27 Oktober 2007

Jayadrata
Jayadrata adalah seorang ksatria yang sangat sakti dari Kurawa. Misteri menyelubungi asal usulnya. Kisahnya bermula ketika Wrekudara lahir; ari-ari yang membungkusnya dibuang. Pertapa tua, Begawan Sapwani, secara kebetulan memungutnya, mendoakannya, dan mengubahnya menjadi seorang bocah lelaki, yang tumbuh dewasa dengan nama Jayadrata. Dari pandangan sekilas saja tampak jelas kemiripan kekerabatan dengan Wrekudara dan putra Wrekudara, Raden Gatotkaca. Ketika Jayadrata beranjak dewasa, ia dibujuk untuk datang ke Hastina oleh Sangkuni yang cerdik, yang memandang perlu seorang sekutu yang seperti itu untuk melawan Pandawa. DI sana Jayadrata diberi suatu kedudukan yang tinggi dan dikawinkan dengan saudara perempuan Suyudana, Dewi Dursilawati. Hal ini mengikatnya dengan kuat pada pihak Kiri. Dalam Perang Baratayuda, dialah yang membunuh satria muda Abimanyu, dan setelah itu pada gilirannya ia dibunuh oleh Arjuna yang kehilangan anaknya. Karakter Jayadrata adalah jujur, setia, dan terus terang semacam Gatotkaca di antara Kurawa.
Jayadrata nama sesungguhnya adalah Arya Tirtanata atau Bambang Sagara. Arya Tirtanata kemudian dinobatkan sebagai raja negara Sindu, dan bergelar Prabu Sinduraja.
Karena ingin memperdalam pengetahuannya dalam bidang tata pemerintahan dan tata kenegaraan, Prabu Sinduraja pergi ke negara Astina untuk berguru pada Prabu Pandu Dewanata. Untuk menjaga kehormatan dan harga diri, ia menukar namanya dengan nama patihnya, Jayadrata. Di negara Astina Jayadrata bertemu dengan Keluarga Kurawa, dan akhirnya diambil menantu Prabu Drestarasta, dikawinkan dengan Dewi Dursilawati dan diangkat sebagai Adipati Buanakeling. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra bernama; Arya Wirata dan Arya Surata.
Jayadrata mempunyai sifat perwatakan; berani, penuh kesungguhan dan setia. Ia mahir mempergunakan panah dan sangat ahli bermain gada. Oleh Resi Sapwani ia diberi pusaka gada bernama Kyai Glinggang.
Jayadrata tewas oleh Arjuna di medan perang Bharatayuda sebagai senapati perang Kurawa. Kepalanya terpangkas lepas dari badannya oleh panah sakti Pasopati

Tidak ada komentar: